Fajar menandakan pagi
Tak segera bangun sungguh sayang
Wahai Adik pujaan hati
Sudikah bersanding dengan Abang
Gombal? Bukan. Sama sekali bukan gombal. Di atas adalah pantun, kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan pantun. Kamu mungkin sering menjumpai pantun di buku-buku, acara-acara televisi, atau dari media sosial.
Pantun merupakan salah satu bentuk puisi asli dari Indonesia. Saya yakin tiap daerah mempunyai bentuk pantunnya sendiri. Misalnya saja di Jawa Timur, dikenal parikan yang sering dibawakan pada pertunjukan ludruk. Parikan ini juga salah satu bentuk pantun.
Pantun pada awalnya hanya dituturkan secara lisan, sama seperti karya-karya sastra lainnya yang sudah ada sejak lama. Tetapi seiring perkembangan, pantun kini juga diungkapkan secara tertulis.
Membuat pantun tidaklah sulit. Isinya pun bermacam-macam. Sebagai bahasa sastra, pantun digunakan untuk menjelaskan atau menyampaikan sesuatu dengan cara yang elegan nan menyenangkan. Ada pantun yang digunakan untuk merayu, untuk memberi nasehat, atau sebagai sarana untuk menyampaikan lelucon, semua sah-sah saja.
Ciri-Ciri Pantun
Tetapi ada pakem yang harus dipatuhi agar sebuah puisi bisa disebut pantun. Kita akan membedahnya satu persatu.
- Setiap bait pantun terdiri atas empat baris.
Baris disebut juga dengan larik. - Dalam setiap baris, tidak banyak kata yang digunakan, umumnya hanya sekitar 8 - 12 suku kata.
Karena awalnya hanya disampaikan secara lisan, maka tiap baris pantun terdiri atas kata-kata yang singkat dan padat. Tidak menggunakan kata-kata yang bertele-tele. - Baris pertama dan kedua disebut sampiran, baris ketiga dan keempat disebut isi.
Inti atau pesan pantun adalah pada baris ketiga dan keempat, sementara baris pertama dan kedua bisa disebut sebagai pengantar. Sampiran tidak selalu nyambung dengan isi, terkadang berisi peristiwa atau kebiasaan sehari-hari. - Pantun bersajak atau berima a-b-a-b
Ini tidak boleh diabaikan. Rima adalah kesamaan atau perulangan bunyi pada puisi. Rima pada baris pertama harus sama dengan rima pada baris ketiga. Sedangkan rima pada baris kedua harus sama dengan rima pada baris keempat.
Contoh:
Gelap makin menjelang
Purnama segera bersinar
Adik segeralah datang
Kakak sudah tak sabar
Jenis-Jenis Pantun
Pantun bisa untuk menyampaikan segala sesuatu. Karena ia adalah salah satu bentuk keindahan, maka jika menyampaikan sesuatu dengan pantun, lebih mudah diterima. Paling tidak tak mendapat resistensi berlebihan jika menyampaikan maksud secara langsung.
Berikut ini jenis-jenis pantun.
- Pantun jenaka
Sesuai namanya, ia berfungsi untuk menyampaikan humor. - Pantun teka teki
Pantun ini untuk menyampaikan tebakan. Kalau kamu membaca The Hobbit, kamu akan tahu bahwa Bilbo Baggins bermain tebak-tebakan dengan Smeagol/Gollum menggunakan semacam pantun. - Pantun nasihat
Namanya juga nasehat, ya untuk menyampaikan nasehat atau pesan moral. - Pantun agama
Sebenarnya pantun agama juga termasuk dalam pantun nasehat, karena berisikan moral kehidupan dari tuntunan agama. - Pantun cinta
Atau kamu mau menamakannya pantun yang-yangan? Terserah. Intinya ya untuk menyampaikan hal romantis ke orang tercinta menggunakan pantun.
Contoh-Contoh Pantun
- Voldemort memang jahat
Tak segan membunuh lawan
Jika kau ingin sehat
Jangan banyak makan mi instan - Beras asalnya dari padi
Masak kemudian hidangkan
Banyak-banyaklah memberi
Jangan sekali-kali meminta balasan - Matahari pagi pun merekah
Ayam jago pun bertalu
Apakah yang berwarna merah
Tetapi dalamnya ungu - Hujan sungguh syahdu
Perlahan turun gerimis
Sakit gigi tak sanggup mengadu
Hanya bisa tertawa sambil meringis
No comments:
Post a Comment