Setelah sebelumnya kita mempelajari tanda baca yaitu tanda titik (.) dan tanda koma (,), kini kita akan mempelajari tanda baca yang lain, yaitu tanda titik dua (:), titik koma (;), tanda hubung (-), tanda petik ("..."), dan tanda petik tunggal ('...')
Penggunaan Tanda Titik Dua (:)
- Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti penjelasan atau pemerincian
Contoh: - Untuk memasak nasi goreng diperlukan: nasi, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabe, dan garam.
- Mereka hanya mengenal dua hal: untung atau rugi.
- Digunakan sebagai pembatas kata dalam laporan
Contoh:
Ketua : Anwar
Sekretaris : Agus - Digunakan sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam naskah drama
Contoh: - Anwar : "Jangan lupa logistiknya, bagi segera!"
Lasis : "Siap, Ndan!" - Digunakan di antara surat dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, jilid atau nomor dan halaman, nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Contoh: - Surat Al Ikhlas: 1
- Desa Kecil Bernama Gucialit: Kepingan Surga yang Terserak
- Majalah Amanah, VIII, No.26:8
- Ainun Nadjib, Emha. 1998. Tuhan Pun Berpuasa. Yogyakarta: Progress.
Penggunaan Tanda Titik Koma (;)
- Untuk memisahkan bagian-bagian dalam pemerincian pada sebuah kalimat yang menggunakan tanda koma.
Contoh: - Untuk berkemah kita harus mengemas baju, kaus kaki, dan celana; durian, petai, dan jengkol; sabun, sikat gigi, dan deterjen.
- Digunakan pada akhir perincian
Contoh:
Syarat diterima sebagai anggota Fight Club - Tidak boleh membicarakan apa pun di dalam Fight Club;
- Sehat jasmani;
- Bersedia membayar uang iuran seikhlasnya.
- Digunakan sebagai pengganti kata penghubung di dalam kalimat majemuk untuk memisahkan kalimat setara satu dengan kalimat setara lainnya.
Contoh: - Ayah merokok: Ibu mengisi teka-teki silang; Adik bermain ponsel.
- Saya mencintainya; dia tidak mencintai saya.
Penggunaan Tanda Hubung (-)
- Digunakan untuk menyambung kata ulang
Contoh: - Kalimat ini saya ketik berulang-ulang.
- Jangan suka mengorek-orek masa lalu, pedih.
- Digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan kata dalam bahasa asing atau bahasa daerah.
Contoh: - Tolong itu di-back up dulu fotonya.
- Mbah Nun biasa di-sowan-i siapa saja yang merasa teraniaya.
- Digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek pembahasan.
Contoh: - Saat ini banyak yang sulit membedakan di- sebagai awalan atau imbuhan dengan kata depan.
- Penggunaan akhiran -isasi pada statusisasi oleh orang gila itu sungguh ngawur.
- Digunakan untuk merangkai
- Kata dengan kata ganti Tuhan (restu-Nya, memohon kepada-Mu)
- Kata atau imbuhan yang berupa huruf kapital (ber-KTP, hari-H)
- ke- dengan angka (ke-13)
- angka dengan -an (anak 90-an)
- se- dengan kata yang dimulai dengan huruf kapital (se-Surabaya)
- Kata ganti -ku, -mu, -nya dengan singkatan huruf kapital (KTP-ku belum jadi juga, SIM-mu sudah tidak berlaku lagi)
- Kombinasi huruf dan angka (Griya Kebonagung D-1 No. 24, S-1, D-3)
Tetapi tidak berlaku jika angka itu menyatakan jumlah huruf dalam singkatan. Contoh: P3K, LP3I.
Penggunaan Tanda Petik ("...")
- Digunakan untuk mengapit petikan langsung dari naskah, pembicaraan, atau bahan tertulis lain.
Contoh: - "Bu, bolehkah saya meminta Nita untuk menjadi istri saya?" tanya Wisnu pada Bu Nur.
- Menurut Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, "Pengendara kendaraan roda dua yang tidak mengenakan helm bisa dihukum sekolah dua tahun untuk mencerdaskan diri."
- Digunakan pada judul lagu, film, sajak, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: - Film perang bintang baginya bukan "Star Wars", tetapi "The Expendables"
- Saya sedang membaca "Jumbleng Terpanjang di Dunia" dalam buku Jogja-Indonesia Pulang Pergi karya Emha Ainun Nadjib.
- Marilah kita menyanyikan "Bohemian Rhapsody" bersama-sama.
- Digunakan untuk istilah ilmiah yang kurang dikenal.
Contoh: - Dia masih menggunakan "peramban" lama, Internet Explorer.
- Kertosuko masih masuk wilayah "luring". (di luar jaringan/offline)
Penggunaan Tanda Petik Tunggal ('...')
- Digunakan untuk mengapit petikan di dalam petikan.
Contoh: - "Kau tahu, sewaktu dia menolakku, aku spontan berkata, 'Kamu waras?', kemudian aku ditempelengnya." cerita Andi.
- "Sebaiknya kita membawakan lagu 'Stairway to Heaven' malam ini," usul Budi pada rekan-rekannya.
- Untuk mengapit kata yang mempunyai makna lain.
Contoh: - Karena kurang 'sedekah', ia dipersulit waktu mengurus ijin perpanjangan usaha di pemerintah kota.
- Dia orang 'baik', cuma butuh 'nutrisi' sekadarnya, seikhlasnya.
- Untuk mengapit arti atau terjemahan kata atau ungkapan dari bahasa asing atau bahasa daerah.
Contoh: - Network 'jaringan' Nduselsel menjangkau seluruh wilayah Zimbabwe sampai ke pelosok daerah.
- Jadi orang itu baiknya tidak metuwek 'sombong'.
No comments:
Post a Comment