Kayu mengandung komponen selulosa, lignin, dan senyawa ekstraktif, yaitu senyawa tertentu yang dapat diambil dari kayu.
Selulosa adalah senyawa polimer turunan dari glukosa, dapat mencapai 70% dari berat kayu. Selulosa adalah bahan baku utama pembuatan kertas dan tekstil. Lignin merupakan komponen pembentuk kayu, beratnya sekitar 18-28% dari berat kayu. Kayu keras dan kayu lunak dapat dibedakan pada jumlah dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.
Senyawa ekstraktif pada kayu bisa berupa getah, zat warna, resin, lilin, dan lainnya. Jumlah dan jenis senyawa ekstraktif tergantung pada spesies pohonnya. Fungsi senyawa ekstraktif pada kayu adalah untuk melindungi kayu dari hama. Senyawa ekstraktif termasuk salah satu dari hasil hutan non kayu.
Sifat-Sifat Kayu
Kayu dari jenis pohon yang berbeda akan mempunyai sifat yang berbeda, karena itu pemanfaatan kayu harus disesuaikan dengan sifat-sifatnya. Mengenali sifat kayu ini akan membantu dalam menentukan penggunaan kayu. Beberapa sifat kayu adalah sebagai berikut:
1. Bobot dan Berat Jenis
Bobot suatu kayu bergantung pada kandungan zat kayu, zat ekstraktif, jumlah pori-pori, dan kadar air. Bobot suatu kayu ditunjukkan oleh berat jenisnya (BJ). Berdasarkan berat jenisnya, kayu dapat digolongkan menjadi empat, yaitu: sangat berat (BJ > 90); berat (BJ= 0,75-0,90); sedang (BJ= 0,60-0,75); dan ringan (BJ <60).
Berat jenis berkaitan dengan kekuatan kayu. Makin tinggi berat jenis suatu kayu, makin kuat pula kayu tersebut.
2. Keawetan
Yang dimaksud dengan keawetan kayu adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama dan penyakit perusak kayu, misalnya saja serangga dan jamur. Keawetan kayu dipengaruhi kandungan senyawa ekstraktif di dalam kayu. Misalnya saja dua kayu yang dikenal memiliki tingkat keawetan tinggi, yaitu kayu jati dan kayu ulin. Kayu jati memiliki senyawa ekstraktif tectoquinon, sedangkan kayu ulin mengandung silika.
3. Warna
Kayu yang kita temui beraneka macam warnanya. Hal ini disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda, selain itu juga dipengaruhi oleh posisinya dalam batang, usia pohon, dan lingkungan. Kayu dari jenis yang sama, yang berasal dari pohon yang tua warnanya lebih gelap daripada kayu yang masih muda. Demikian pula kayu kering warnanya juga berbeda dengan kayu basah.
4. Tekstur
Tekstur kayu adalah ukuran relatif serat kayu. Ada kayu dengan tekstur kasar, sedang, dan halus. Alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu terhadap sumbu batang disebut arah serat kayu. Arah serat kayu bisa dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serat terpilin, dan serat miring (diagonal).
5. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan subyektif yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu. Apakah itu kasar, halus, licin, dingin, berminyak, dan sebagainya. Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung pada kadar air, tekstur kayu, dan kadar zat ekstraktif dalam kayu.
6. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu dibiarkan lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang khas. Bau suatu benda yang umum dikenal digunakan untuk menandai bau kayu, misalnya bau bawang pada kayu kulim, dan bau zat penyamak pada kayu jati.
7. Nilai Dekoratif
Nilai dekoratif kayu berhubungan dengan keindahan, dan ini sangat subyektif. Nilai dekoratif suatu kayu bisa ditentukan oleh pola penyebaran warna, tekstur, arah serat, dan pemunculan pola-pola tertentu.
8. Kekerasan atau Densitas
Kayu Jati Dikenal Sebagai Kayu Keras |
No comments:
Post a Comment