google analitic

Script Google Adsense

Karakteristik Bunyi



Bunyi mempunyai karakteristik antara lain tinggi rendah bunyi, kuat lemah bunyi, nada, warna atau kualitas bunyi, resonansi, serta pemantulan bunyi. Pada pembahasan kali ini kita akan mempelajari satu-persatu karakteristik bunyi tersebut.


Tinggi Rendah dan Kuat Lemah Bunyi


Suara perempuan dewasa lebih tinggi dibandingkan suara laki-laki dewasa. Tahukah kamu kenapa? Ini karena pita suara laki-laki bentuknya lebih panjang dan berat dibandingkan pita suara pada perempuan, sehingga laki-laki memiliki nada dasar sebesar 125 Hz. Sedangkan perempuan memiliki nada dasar satu oktaf lebih tinggi, yaitu sekitar 250 Hz.

Bunyi dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan telinga terasa sakit dan nyeri, karena gendang telinga ikut bergetar lebih cepat. Sekarang kamu tahu kenapa saat perempuan marah, telingamu terasa sakit.

Tinggi rendahnya nada ini ditentukan oleh frekuensi bunyi. Semakin besar frekuensi bunyi, maka akan semakin tinggi nadanya. Sebaliknya, jika frekuensi bunyi rendah, maka nada pun akan semakin rendah.

Kuat lemahnya suara ditentukan oleh amplitudonya. Contohnya garpu tala yang digetarkan pelan-pelan akan menghasilkan simpangan yang kecil, amplitudo yang dihasilkan pun kecil, sehingga bunyi garpu tala terdengar lemah. Ketika garpu tala digetarkan dengan keras maka akan menghasilkan simpangan yang besar, amplitudo yang dihasilkan juga besar sehingga bunyi garpu tala terdengar keras.

Nada



Nada adalah frekuensi getaran yang teratur. Bunyi musik akan lebih enak didengarkan karena bunyi musik memiliki nada, sebaliknya bunyi yang memiliki frekuensi yang tidak teratur disebut desah.

Warna atau Kualitas Bunyi


Warna atau kualitas bunyi sering disebut pula sebagai timbre. Contohnya manusia memiliki kualitas bunyi yang berbeda. Ada yang bersuara merdu, ada pula yang bersuara serak, dan lebih banyak yang bersuara sumbang. Contoh lainnya adalah alat musik, tiap alat musik akan mengeluarkan suara yang khas.

Resonansi


Resonansi adalah turut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain. Resonansi dapat terjadi pada kolom udara. Ketika panjang kolom udara mencapai kelipatan ganjil dari ¼ panjang gelombang (λ) bunyi, maka bunyi akan terdengar kuat.

Resonansi kolom udara dimanfaatkan manusia dalam berbagai alat musik, antara lain pada gamelan, alat musik pukul, alat musik tiup, dan alat musik petik/gesek. Resonansi ini dapat memperkuat bunyi asli alat musik.

Namun ada pula dampak merugikan dari efek resonansi, misalnya bunyi ledakan bom dapat memecahkan kaca walaupun kaca tidak terkena bom secara langsung; bunyi gemuruh yang dihasilkan oleh guntur beresonansi dengan kaca jendela rumah, sehingga kaca pun bergetar dan dapat mengakibatkan kaca jendela pecah, begitu pula bunyi dari perangkat pengeras suara bisa menggetarkan dinding dan kaca rumah kita.


Pemantulan Bunyi



Pemantulan bunyi mematuhi aturan (hukum) berikut. “Bunyi datang, garis normal, serta bunyi pantul terletak dalam satu bidang datar; sudut datang sama besar dengan sudut pantul”.

Sudut datang adalah sudut antara bunyi datang dengan garis normal (angka 1 pada gambar). Sudut pantul adalah sudut antara bunyi pantul dengan garis normal (angka 2 pada gambar). Sementara garis normal adalah garis tegak lurus bidang pantul yang melalui titik jatuh bunyi datang.

Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi asli, dengan syarat jarak dinding pantul tidak jauh dari sumber bunyi. Misalnya saja, bunyi kereta api ketika masuk terowongan akan terdengar semakin keras.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kuat bunyi yang didengar tergantung pada:
  1. Amplitudo sumber bunyi
  2. Jarak antara sumber bunyi dengan pendengar
  3. Resonansi yang terjadi
  4. Adanya dinding pemantul yang sesuai.

Macam-Macam Bunyi Pantul




  1. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
  2. Gaung atau kerdam

    Gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian terdengar bersama-sama dengan bunyi asli yang mengakibatkan bunyi asli terdengar tidak jelas. Untuk menghindari terjadinya gaung pada ruangan bisa mengaplikasikanperedam suara pada dinding.

    Peredam suara terbuat dari bahan-bahan yang bersifat lunak seperti karet busa, karton tebal, karpet, dan bahan-bahan lunak lainnya. Gedung bioskop, studio TV, ruang siaran radio, aula, dan studio rekaman, sering menggunakan bahan-bahan tersebut sebagai peredam suara.
  3. Gema

    Saat kita berada di sebuah bukit dan berteriak, kita akan mendengar suara kita dipantulkan berulang-ulang. Itulah yang lebih dikenal dengan gema, yaitu bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. Gema bisa terjadi karena bunyi yang datang ke dinding tebing dan bunyi yang dipantulkannya memerlukan waktu untuk merambat.

No comments:

Post a Comment