google analitic

Script Google Adsense

Bunyi



Suara yang kita dengar; percakapan, musik, kicau burung, suara penggorengan yang beradu dengan sutil, suara saat kita memencet keyboard di laptop, dan lain sebagainya, dikenal dengan bunyi. Apakah sejatinya bunyi itu? Bagaimana ia dihasilkan dan bagaimana bunyi bisa terdengar?

Bunyi, secara prinsipnya merupakan sebuah gelombang longitudinal yang merambat dalam bentuk energi gelombang di udara sampai terdengar oleh reseptor.

Bunyi dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar. Bunyi gitar menuju telinga dihantarkan oleh rapatan dan regangan partikel-partikel udara. Pada waktu bunyi keluar dari gitar, bunyi tersebut akan langsung menumbuk molekul-molekul udara. Molekul udara ini kemudian akan menumbuk udara di sebelahnya, sehingga terjadi rapatan dan regangan. Demikian seterusnya hingga gelombang udar tersebut sampai ke telinga.

Molekul udara tidak bisa berpindah, tetapi hanya merapat dan meregang. Bunyi sampai ke telinga kita karena merambat dalam bentuk gelombang. Kita sebelumnya telah mengetahui bahwa gelombang yang tersusun dari rapatan dan regangan adalah gelombang longitudinal. Tanpa adanya zat perantara atau medium, bunyi tak dapat merambat, sehingga bunyi termasuk jenis gelombang mekanik. Saat kita mendengar pun, bunyi akan dirambatkan ke telinga kita melalui udara.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bunyi dapat terdengar jika ada:
  1. sumber bunyi, 
  2. medium/zat perantara, dan 
  3. alat penerima/pendengar.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Bunyi


Kecepatan bunyi juga tergantung pada temperatur. Semakin rendah suhu lingkungan, maka semakin besar pula kecepatan bunyi. Hal ini memberikan jawaban atas pertanyaan, mengapa pada malam hari bunyi terdengar lebih jelas daripada siang hari.

Pada siang hari, suhu udara di permukaan bumi lebih dingin dibandingkan dengan udara pada bagian atasnya, karena itu gelombang bunyi dibiaskan ke arah udara yang lebih panas (ke arah atas). Sedangkan pada malam hari, gelombang bunyi dibiaskan ke arah bawah karena suhu permukaan bumi lebih hangat dibandingkan dengan udara pada bagian atasnya.

Selain dipengaruhi oleh temperatur, cepat rambat bunyi di udara dipengaruhi pula oleh medium. Berikut adalah tabel cepat rambat bunyi pada berbagai medium.


Frekuensi Bunyi


Bunyi dibagi menjadi tiga berdasarkan frekuensinya, yaitu infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

Bunyi infrasonik adalah bunyi dengan frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi infrasonik ini tidak semua makhluk hidup bisa mendengarnya, hanya mampu didengar oleh hewan-hewan tertentu seperti jangkrik dan anjing.

Bunyi audiosonik adalah bunyi dengan frekuensi antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Manusia hanya dapat mendengar bunyi hanya pada kisaran ini.

Sedangkan ultrasonik adalah bunyi dengan frekuensi di atas 20.000 Hz. Manusia tak dapat mendengar bunyi ultrasonik. Hewan yang dapat mendengar bunyi ultrasonik adalah kelelawar, lumba-lumba, dan anjing.

Anjing adalah hewan istimewa. Ia adalah salah satu contoh hewan yang mampu menangkap bunyi infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik (hingga 40.000 Hz). Anjing akan terbangun jika mendengar langkah kaki manusia sepelan apapun, karena itulah anjing banyak dimanfaatkan sebagai penjaga rumah.

Ekolokasi



Selain anjing, hewan yang mampu memanfaatkan bunyi dengan baik adalah kelelawar. Kelelawar dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik saat ia terbang. Pada malam hari, mata kelelawar mengalami pelemahan fungsi, karena itu kelelawar memanfaatkan indera pendengarannya untuk "melihat".

Caranya, kelelawar mengeluarkan bunyi ultrasonik sebanyak mungkin. Kemudian, bunyi pantul tersebut didengarkan untuk mengetahui letak suatu benda dengan tepat. Dengan cara ini kelelawar mampu terbang dalam keadaan gelap tanpa menabrak benda-benda di sekitarnya.

Mekanisme untuk memahami keadaan lingkungan dengan bantuan bunyi pantul ini disebut ekolokasi.



No comments:

Post a Comment