Di dalam tubuh manusia juga terdapat sistem transportasi yang tidak membutuhkan jalan tol maupun jembatan. Fungsi sistem transportasi dalam tubuh manusia adalah untuk mengangkut nutrisi, oksigen, karbondioksida serta sisa metabolisme. Proses ini berlangsung terus menerus selama masih ada napas pada tubuh manusia.
Darah merupakan jaringan yang tersusun atas plasma (yang menyusun 55% bagian darah), sel darah merah, sel darah putih, serta keping-keping darah.
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau eritrosit berbentuk bulat pipih dan cekung pada bagian tengahnya (bikonkaf). Sel darah merah ini tidak memiliki inti sel.
Sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel di seluruh tubuh. Sel darah merah merupakn sel darah yang paling banyak terdapat dalam darah. Tahukah kamu jika satu tetes darah terdiri atas lima juta lebih sel darah merah?
Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya hemoglobin (Hb) di dalam sel darah merah. Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung unsur besi, fungsinya adalah untuk mengikat oksigen dan membentuk oksihemoglobin. Hemoglobin yang mengikat oksigen (oksihemoglobin) berwarna merah cerah, sedangkan hemoglobin yang mengikat karbondioksida warnanya merah tua keunguan.
Berikut ini adalah reaksi kimia pengikatan oksigen oleh hemoglobin.
Oksihemoglobin akan beredar ke seluruh sel-sel tubuh memanfaatkan sistem peredaran darah. Sesampainya di sel-sel tubuh, hemoglobin akan melepaskan oksigen ke sel yang kekurangan oksigen. Oksigen ini akan masuk ke dalam sel melalui proses difusi.
Usia sel darah merah sekitar 120 hari. Sel darah merah yang tua akan dihancurkan di hati dan limpa. Di dalam hati, hemoglobin akan diubah dan dijadikan pigmen (pigmen empedu). Selama manusia berbentuk janin dan di dalam kandungan ibu, sel darah merah dibentuk dalam hati dan limpa.
Sel Darah Putih (Leukosit)
Berbeda dengan eritrosit, leukosit atau sel darah putih mempunyai bentuk yang tidak tetap atau bersifat amuboid dan mempunyai inti sel. Jumlah leukosit juga tidak sebanyak eritrosit. Dalm satu tetes darah (sekitar satu milimeter kubik darah) terkandung leukosit sebanyak sekitar 8.000 sel.
Sel darah putih mempunyai peran penting, yaitu untuk melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh dan membentuk antibodi. Jumlah leukosit yang meningkat menunjukkan adanya infeksi dalam tubuh. Jika jumlah leukosit di bawah batas normal, yaitu 6.000 sel per cc darah, disebut leukopeni. Jika jumlah leukosit melebihi batas normal (di atas 9.000 sel per cc darah), maka disebut leukositosis.
Leukosit dapat dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit berdasarkan ada atau tidaknya butir-butir kasar (granula) dalam sitoplasma. Granulosit adalah leukosit yang mempunyai granula dalam sitoplasmanya. Sebaliknya, leukosit yang tidak mempunyai granula dalam sitoplasmanya disebut agranulosit.
Granulosit terdiri atas eosinofil, basofil, dan netrofil; sedangkan agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit. Agar kamu dapat memahami dengan baik karakteristik jenis-jenis sel darah putih dengan baik, perhatikan tabel di bawah ini.
Tabel Karakteristik Jenis-Jenis Sel Darah Putih |
Perbedaan Sel Darah Merah dengan Sel Darah Putih
Perbedaan sel darah merah dengan sel darah putih dapat dilihat pada tabel berikut
Sel Darah Merah
|
Sel Darah Putih
|
|
Bentuk
|
Bulat pipih, cekung pada bagian tengah (bikonkaf)
|
Bentuknya tidak tetap (amuboid)
|
Inti sel
|
Tidak mempunyai inti sel
|
Mempunyai inti sel
|
Fungsi
|
Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
|
Melawan penyakit yang masuk ke tubuh dan membentuk
antibodi
|
Jumlah
|
Lima juta sel dalam satu milimeter kubik darah
|
8.000 sel dalam satu milimeter kubik darah
|
Keping Darah (Trombosit)
Trombosit mempunyai bentuk beraneka ragam, yaitu bulat, oval, dan memanjang. Trombosit tidak memiliki inti sel dan bergranula. Jumlah trombosit pada orang dewasa sekitar 200 ribu hingga 500 ribu sel per cc darah. Umur dari keping darah sangat singkat, yaitu lima sampai sembilan hari.
Trombosit sangat berhubungan dengan proses mengeringnya luka, sehingga ada yang menyebut trombosit sebagai sel darah pembeku. Sesaat setelah terluka, trombosit akan pecah akibat bersentuhan dengan permukaan kasar dari pembuluh darah yang terluka.
Di dalam keping darah terdapat enzim trombokinase atau tromboplastin, yang berfungsi mengubah protein yang disebut protrombin (calon trombin) menjadi trombin karena pengaruh ion kalsium dan vitamin K di dalam darah. Fungsi trombin adalah mengubah protein darah (fibrinogen) menjadi benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin ini akan membentuk jaring-jaring di sekitar sel-sel darah, sehingga luka menjadi tertutup, darah pun tidak menetes lagi.
Perhatikan skema proses pembekuan darah pada gambar di bawah.
Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan darah yang sebagian besar, 92%, terdiri atas air. Selain air, dalam plasma darah juga terdapat protein plasma yaitu albumin, fibrinogen, dan globulin. Zat-zat lain yang terlarut dalam plasma darah antara lain sari makanan, mineral, antibodi, hormon, serta zat sisa metabolisme (urea dan karbondioksida).
Dengan begitu banyaknya zat-zat yang terlarut dalam plasma darah, fungsi plasma darah begitu besar bagi manusia.
No comments:
Post a Comment