Cerita fabel adalah cerita tentang kehidupan manusia yang digambarkan dalam bentuk binatang, jadi seolah-olah cerita tentang binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel tentu saja termasuk dalam jenis cerita fiksi. Cerita fabel sering juga disebut cerita moral karena kentalnya pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Walaupun tokoh-tokoh dalam fabel adalah binatang, tetapi fabel justru mengisahkan bagaimana kehidupan manusia dengan seluruh karakter yang dimilikinya.
Berikut ini adalah contoh teks cerita fabel mengenai kelinci sombong dan kura-kura.
Kelinci Sombong dan Kura-Kura
Di sebuah hutan kecil, hiduplah seekor kelinci. Kelinci ini sangatlah sombong. Dia suka mengejek hewan-hewan lain yang dianggapnya lebih lemah.
Suatu hari, si Kelinci sedang berjalan-jalan. Ketika itulah dia bertemu dengan kura-kura. Dasar sombong, ia lalu mengejek si Kura-kura
“Hei, Kura-kura, bagaimana kalau kita adu lari. Kalau kau bisa menang aku akan beri apa pun yang kau mau,” kata Kelinci sambil tertawa.
“Apa kamu sadar, Kelinci, kamu bisa berlari dan meloncat dengan cepat. Sedangkan aku? Aku tak bisa berlari, hanya bisa berjalan selangkah demi selangkah sambil membawa rumahku yang berat tak karuan ini. Mana mungkin aku bisa menang melawanmu? Ini bukan perlombaan yang adil” kata Kura-kura.
Namun si Kelinci terus memaksa, dan terus mengejek Kura-kura. Karena mempertahankan harga dirinya, Kura-kura pun meladeni tantangan tak masuk akal itu.
Keesokan harinya Si Kelinci sudah menunggu di bawah pohon beringin, masih dengan tingkah sombongnya. Tak henti-hentinya Kelinci mengunggulkan dirinya yang mampu meloncat dan berlari cepat, sambil mengejek hewan-hewan lain yang sedang berkumpul melihat pertandingan itu.
Yang didapuk menjadi wasit adalah Serigala. Tak lama kemudian Kura-kura datang dengan perlahan. Kemudian Serigala pun menerangkan aturan bermain kepada keduanya. “Peraturannya begini, kalian mulai perlombaannya dari pohon beringin ini. Siapa yang bisa datang duluan di bawah pohon mangga di seberang bukit, dialah yang menang,” kata serigala sambil menunjuk pohon mangga gadung yang terletak di seberang bukit.
“Oke,… satu…. dua… tiga… mulai!” Serigala memberi aba-aba. Perlombaan pun dimulai.
Kelinci segera meloncat mendahului Kura-kura dan mulai berlari menjauh, sangat jauh. Kura-kura mulai berjalan perlahan dengan sabarnya. Tak diindahkannya ejekan Kelinci. “Ayo kura-kura, lari dong, jangan merangkak gitu, hahaha…..!” ejek Kelinci dari kejauhan.
Tak puas, Kelinci mengejek lagi “Baiklah, Kura-kura, aku tunggu di pohon ini saja, sembari menunggumu berlari…,” Kelinci kemudian duduk-duduk santai di bawah pohon rambutan yang rindang.
Angin berhembus pelan dan sejuk di tengah sengatan matahari yang mulai naik, sehingga membuat Kelinci menjadi mengantuk, dan kemudian ia tertidur.
Sementara itu, pelan tapi pasti Kura-kura melangkah sekuat tenaga. Dia berhasil melewati Kelinci yang tertidur pulas. Beberapa langkah lagi dia akan mencapai garis finish.
Kelinci tiba-tiba terbangun. Ia terkejut ketika melihat Kura-kura sudah hampir mencapai garis finish. Sekuat tenaga Kelinci berlari, meloncat, berlari untuk mengejar Kura-kura. Namun ternyata sudah terlambat, kaki kura-kura telah menyentuh garis finish.
Kelinci kalah! Ia kalah oleh kesombongannya.
“Nah, siapa yang menang Kelinci?” tanya kura-kura kepada kelinci. “Wah, ternyata kau menang kura-kura, maaf aku meremehkanmu” jawab kelinci malu.
“Tak mengapa. Aku hanya meminta agar kamu mengambil pelajaran hari ini. Janganlah kamu meremehkan makhluk yang kamu anggap lemah. Setiap makhluk punya kelebihan dan kelemahannya sendiri-sendiri.” kata Kura-kura sabar.
“Iya Kura-kura. Aku sekarang sadar. Kelinci memang larinya cepat, tapi ia tak mempunyai tubuh sekeras dirimu. Jika kamu memaksaku berlomba berenang, pasti aku akan kalah. Kamu benar, tiap hewan pasti mempunyai kelebihannya masing-masing, Dan tak perlu sombong akan hal itu." Kelinci merenung
Sejak saat itu penghuni hutan pun hidup rukun. Tak ada yang menyombongkan kelebihannya, karena mereka masing-masing juga mempunyai kelemahan juga
Cerita fabel berikutnya adalah tentang ayam dan ikan tongkol. Cerita ini mengandung pesan untuk menepati janji yang telah dibuat, serta tidak menanam dendam.
Kisah Ayam dan Ikan Tongkol
Zaman dahulu, semua binatang bersahabat dengan baik. Tidak ada perbedaan antara hewan darat dan hewan laut. Begitu pun dengan bangsa Ayam dan Ikan Tongkol.
Pada suatu hari, bangsa Ayam mengadakan sebuah pesta. Semua hewan diundang ke pestanya termasuk Ikan Tongkol. Ayam pun mendatangi Ikan Tongkol untuk mengajaknya ikut serta dalam pesta pada saat bulan purnama.
"Temanku Ikan Tongkol, kami akan mengadakan sebuah pesta pada saat bulan purnama nanti. Bangsamu harus datang, aku akan senang hati." Ujar Ayam.
Mendengar ajakan dari Ayam, bangsa Ikan Tongkol menyambutnya dengan sangat gembira.
"Baiklah, Ayam sahabatku, kami semua akan datang ke pestamu. Terima kasih sudah bersedia mengundang kami." Ujar ketua Ikan Tongkol.
"Tetapi sahabatku, sebelumnya aku meminta pertolongan darimu. Saat pesta nanti, kumohon berkokoklah sebelum fajar tiba. Tolong jangan sampai terlambat berkokok. Jika terlambat, rakyatku pasti celaka karena air laut akan surut." Pinta Ikan Tongkol kemudian
"Tenang saja teman, tanpa kau memintanya. Kami pasti akan berkokok sebelum fajar tiba. Karena memang begitulah yang benar." Jawab Ayam.
Akhirnya, pesta yang ditunggu pun tiba. Ketika bulan purnama tiba, air laut pun pasang.
Ikan Tongkol berdatangan ke pesta Ayam, mereka menepati janji. Air pasang membawa mereka tepat di bawah panggung pesta.
Pesta berlangsung meriah, semua terlena, termasuk bangsa Ayam. Semua yang hadir di pesta kelelahan, dan mereka semua pun tertidur.
Kemudian...
"Heii, lihatlah. Banyak sekali Ikan Tongkol yang terdampar. Ayo cepat tangkap." Seru para nelayan senang.
Suara bising nelayan tersebut membangunkan bangsa Ayam, Ayam pun sangat terkejut melihat matahari sudah terbit. Mereka tertidur, sehingga lupa berkokok sebelum fajar. Akibatnya air laut pun surut. Bangsa Ikan Tongkol banyak yang terjebak di daratan yang sudah surut. Beberapa yang dekat dengan lautan ada yang selamat.
"Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan? Bangsa Ikan Tongkol pasti tidak akan memaafkan kita." Ujar pimpinan Ayam kebingungan.
Bangsa Ayam pun sangat panik. Mereka pun langsung menuju pantai, mereka merasa tidak tega melihat banyak Ikan Tongkol yang ditangkap oleh manusia.
"Hei bangsa Ayam!! Mana janji kalian? Kalian sudah melanggar janji, sampai kapan pun kami tidak akan memaafkan kalian bangsa Ayam!" Seru ketua Ikan Tongkol dari arah batu karang. Ia rupanya termasuk salah satu dari bangsa Ikan Tongkol yang selamat
"Maafkan kami teman. kalian pun tahu. Kita semua terlambat bangun." Seru Ayam menyesal.
"Dengarkan baik-baik, kami akan memangsa bangsa Ayam sampai kapan pun. Kalau pun tidak dapat memangsa tubuh kalian, bulu-bulu kalian pun tak jadi masalah. Aku akan tetap memakannya dengan lahap sebagai ganti atas kematian rakyatku." Sumpah ketua Ikan Tongkol.
Bangsa Ayam meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Namun, Ikan Tongkol tidak mempedulikan permintaan maaf bangsa Ayam.
Hingga saat inilah, banyak nelayan yang menggunakan bulu ayam jantan sebagai umpan untuk memancing ikan tongkol di lautan. Ikan Tongkol yang menanam dendam akhirnya terjebak di pancing nelayan.
No comments:
Post a Comment