Berikut adalah kaidah penggunaan huruf miring.
- Untuk menuliskan sumber referensi yang dikutip dalam tulisan, termasuk pula dalam daftar pustaka.
Sumber referensi ini bisa berupa judul buku, majalah, surat kabar, atau portal web.
Contoh: - Saya belum selesai membaca buku Slilit Sang Kiai sejak membelinya bulan lalu saat berlangsungnya BangbangWetan.
- Menurut laman detik.com beberapa waktu lalu, banjir itu sudah merambah tiga kecamatan di Lamongan.
- Buku berjudul Detektif Licik karangan Enny Arrow belum juga dikembalikan oleh teman saya
- Untuk mengkhususkan atau menegaskan huruf atau kata dalam kalimat. Atau bisa juga bagian kata dan kelompok kata.
Contoh: - Huruf terakhir kata durian adalah n
- Dia tidak dilamar, tetapi justru melamar lelaki pujaannya.
- Maiyah tidak punya agenda politik di tahun 2019 ini, sama seperti pemilu-pemilu sebelumnya.
- Buatlah sebuah kalimat dengan menggunakan kata besar kepala.
- Untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh: - Kata tuman berasal dari bahasa Jawa.
- Frank Lampard dulunya adalah midfielder legendaris Chelsea.
- Tak usah terburu-buru mengejar dunia, urip mung mampir ngombe.
Catatan:
Walaupun dalam bahasa asing atau bahasa daerah, nama-nama lembaga, universitas, organisasi, tidak ditulis dengan huruf miring.
Contoh:
Oxford University mengirim e-mail kepada saya, isinya tentang beasiswa yang saya peroleh. Aneh, padahal saya tidak melamar ke sana.
No comments:
Post a Comment