Pages

Penggunaan Tanda Baca: Titik Dua, Titik Koma, Tanda Hubung, dan Tanda Petik



Setelah sebelumnya kita mempelajari tanda baca yaitu tanda titik (.) dan tanda koma (,), kini kita akan mempelajari tanda baca yang lain, yaitu tanda titik dua (:), titik koma (;), tanda hubung (-), tanda petik ("..."), dan tanda petik tunggal ('...')


Penggunaan Tanda Titik Dua (:)


  1. Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti penjelasan atau pemerincian
    Contoh:
    1. Untuk memasak nasi goreng diperlukan: nasi, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabe, dan garam.
    2. Mereka hanya mengenal dua hal: untung atau rugi.
  2. Digunakan sebagai pembatas kata dalam laporan
    Contoh:
        Ketua        : Anwar
        Sekretaris  : Agus
  3. Digunakan sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam naskah drama
    Contoh:
    1. Anwar : "Jangan lupa logistiknya, bagi segera!"
      Lasis   : "Siap, Ndan!"
  4. Digunakan di antara surat dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, jilid atau nomor dan halaman, nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
    Contoh:
    1. Surat Al Ikhlas: 1
    2. Desa Kecil Bernama Gucialit: Kepingan Surga yang Terserak
    3. Majalah Amanah, VIII, No.26:8
    4. Ainun Nadjib, Emha. 1998. Tuhan Pun Berpuasa. Yogyakarta: Progress.

Penggunaan Tanda Titik Koma (;)


  1. Untuk memisahkan bagian-bagian dalam pemerincian pada sebuah kalimat yang menggunakan tanda koma.
    Contoh:
    1. Untuk berkemah kita harus mengemas baju, kaus kaki, dan celana; durian, petai, dan jengkol; sabun, sikat gigi, dan deterjen.
  2. Digunakan pada akhir perincian
    Contoh:
    Syarat diterima sebagai anggota Fight Club
    1. Tidak boleh membicarakan apa pun di dalam Fight Club;
    2. Sehat jasmani;
    3. Bersedia membayar uang iuran seikhlasnya.
  3. Digunakan sebagai pengganti kata penghubung di dalam kalimat majemuk untuk memisahkan kalimat setara satu dengan kalimat setara lainnya.
    Contoh:
    1. Ayah merokok: Ibu mengisi teka-teki silang; Adik bermain ponsel.
    2. Saya mencintainya; dia tidak mencintai saya.

Penggunaan Tanda Hubung (-)


  1. Digunakan untuk menyambung kata ulang
    Contoh:
    1. Kalimat ini saya ketik berulang-ulang.
    2. Jangan suka mengorek-orek masa lalu, pedih.
  2. Digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan kata dalam bahasa asing atau bahasa daerah.
    Contoh:
    1. Tolong itu di-back up dulu fotonya.
    2. Mbah Nun biasa di-sowan-i siapa saja yang merasa teraniaya.
  3. Digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek pembahasan.
    Contoh:
    1. Saat ini banyak yang sulit membedakan di- sebagai awalan atau imbuhan dengan kata depan.
    2. Penggunaan akhiran -isasi pada statusisasi oleh orang gila itu sungguh ngawur.
  4. Digunakan untuk merangkai
    1. Kata dengan kata ganti Tuhan (restu-Nya, memohon kepada-Mu)
    2. Kata atau imbuhan yang berupa huruf kapital (ber-KTP, hari-H)
    3. ke- dengan angka (ke-13)
    4. angka dengan -an (anak 90-an)
    5. se- dengan kata yang dimulai dengan huruf kapital (se-Surabaya)
    6. Kata ganti -ku, -mu, -nya dengan singkatan huruf kapital (KTP-ku belum jadi juga, SIM-mu sudah tidak berlaku lagi)
    7. Kombinasi huruf dan angka (Griya Kebonagung D-1 No. 24, S-1, D-3)
      Tetapi tidak berlaku jika angka itu menyatakan jumlah huruf dalam singkatan. Contoh: P3K, LP3I.

Penggunaan Tanda Petik ("...")


  1. Digunakan untuk mengapit petikan langsung dari naskah, pembicaraan, atau bahan tertulis lain.
    Contoh:
    1. "Bu, bolehkah saya meminta Nita untuk menjadi istri saya?" tanya Wisnu pada Bu Nur.
    2. Menurut Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, "Pengendara kendaraan roda dua yang tidak mengenakan helm bisa dihukum sekolah dua tahun untuk mencerdaskan diri."
  2. Digunakan pada judul lagu, film, sajak, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
    Contoh:
    1. Film perang bintang baginya bukan "Star Wars", tetapi "The Expendables"
    2. Saya sedang membaca "Jumbleng Terpanjang di Dunia" dalam buku Jogja-Indonesia Pulang Pergi karya Emha Ainun Nadjib.
    3. Marilah kita menyanyikan "Bohemian Rhapsody" bersama-sama.
  3. Digunakan untuk istilah ilmiah yang kurang dikenal.
    Contoh:
    1. Dia masih menggunakan "peramban" lama, Internet Explorer.
    2. Kertosuko masih masuk wilayah "luring". (di luar jaringan/offline)

Penggunaan Tanda Petik Tunggal ('...')


  1. Digunakan untuk mengapit petikan di dalam petikan.
    Contoh:
    1. "Kau tahu, sewaktu dia menolakku, aku spontan berkata, 'Kamu waras?', kemudian aku ditempelengnya." cerita Andi.
    2. "Sebaiknya kita membawakan lagu 'Stairway to Heaven' malam ini," usul Budi pada rekan-rekannya.
  2. Untuk mengapit kata yang mempunyai makna lain.
    Contoh:
    1. Karena kurang 'sedekah', ia dipersulit waktu mengurus ijin perpanjangan usaha di pemerintah kota.
    2. Dia orang 'baik', cuma butuh 'nutrisi' sekadarnya, seikhlasnya.
  3. Untuk mengapit arti atau terjemahan kata atau ungkapan dari bahasa asing atau bahasa daerah.
    Contoh:
    1. Network 'jaringan' Nduselsel menjangkau seluruh wilayah Zimbabwe sampai ke pelosok daerah.
    2. Jadi orang itu baiknya tidak metuwek 'sombong'.


No comments:

Post a Comment