Pages

Pemakaian Tanda Baca: Tanda Titik dan Tanda Koma



Baiklah. Saya akan makan Nenek
Baiklah. Saya akan makan, Nenek

Begitu pentingnya sebuah tanda baca, bisa membuat sebuah kalimat berubah seluruhnya. Contohnya adalah kalimat di atas. Kalimat pertama menunjukkan seorang kanibal, sedangkan kalimat kedua menunjukkan seorang yang patuh pada neneknya.

Nah ... kali ini kita akan belajar cara menggunakan tanda baca yang tepat. Ini penting supaya kamu ndak disangka kanibal.

Penggunaan Tanda Titik (.)


  1. Tanda titik digunakan pada akhir sebuah kalimat. Contohnya kalimat ini.
  2. Untuk mengakhiri angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar
    Contoh:
    - 1. Pendahuluan
           a. Latar belakang
           b. Tujuan
      2. Penutup

    Tetapi jika angka atau huruf dalam perincian ini bertanda kurung, maka tidak lagi diperlukan tanda titik.
    Contoh:
    1) Pendahuluan
         a) Latar belakang
  3. Untuk memisahkan bilangan yang menunjukkan ribuan atau kelipatannya, di mana menunjukkan jumlah. Sedangkan bilangan ribuan yang tidak menunjukkan jumlah, tidak perlu menggunakan tanda titik.
    Contoh:
    1. Pada tahun 1982, ia lahir ke dunia. Istimewanya, ia adalah penduduk bumi ke-6.999.999.999
    2. Dengan berbekal uang Rp.255.999,00, ia pun berangkat menuju tanah yang dijanjikan tepat pada pukul 20.08 wib.
  4. Digunakan untuk memisahkan pembatas jam. Contohnya sudah di atas ya.
  5. Dipakai dalam daftar pustaka untuk membatasi keterangan satu dengan lainnya. Perkecualian jika judul buku diakhiri dengan tanda seru atau tanda tanya.
    Contoh:
    Ainun Nadjib, Emha. 1998. Tuhan Pun Berpuasa. Yogyakarta: Progress.
  6. Untuk membatasi singkatan pada gelar sarjana.
    Contoh:
    - S.Hum., untuk Sarjana Hukum.
    - S.Si., untuk Sarjana Sains.

Penggunaan Tanda Koma (,)


  1. Digunakan di antara unsur-unsur pemerincian , di mana unsur-unsur tersebut lebih dari dua
    Contoh:
    1. Dia telah ditolak cintanya oleh Nita, Ai, dan Nanda.
    2. Dia pergi ke toko kelontong untuk membeli tali, obat nyamuk cair, dan minyak tanah.
  2. Digunakan sebelum kata penghubung (seperti melainkan, tetapi, dan sedangkan) dalam kalimat majemuk setara.
    Contoh:
    1. Dia mencintainya, tetapi tak dilanjutkannya.
    2. Kamu suka menghamburkan uang, sedangkan aku memilih berhemat.
  3. Digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat. Tetapi jika induk kalimat mendahului anak kalimat, tanda koma tidak perlu digunakan.
    Contoh:
    1. Kalau dia siap, aku akan melamarnya. | Aku akan melamarnya kalau dia sudah siap.
    2. Agar tidak mudah dipermainkan orang, kita harus banyak belajar. | Kita harus banyak belajar agar tidak mudah dipermainkan orang.
  4. Digunakan di belakang kata penghubung antarkalimat, seperti jadi, oleh karena itu, dll.
    Contoh:
    1. Dia memang cantik. Oleh karena itu, Wiwit jatuh hati.
    2. Banjir melanda beberapa wilayah di Surabaya. Sehubungan dengan itu, sekolah-sekolah akan diliburkan selama dua hari.
    3. Padahal kedua orangtuanya biasa saja. Meskipun demikian, ia tumbuh menjadi perempuan tercantik di dunia.
  5. Digunakan sebelum dan/atau sesudah kata sapaan, dan kata seru  o, ya, wah, aduh, dll.
    Contoh:
    1. Aduh, aku lupa membawa ponselmu, Dik.
    2. Hati-hati, ya, kehidupan ini licin.
    3. Yang, sudah makan?
    4. Wah, jadi saya dipertimbangkan menjadi menantu, Bu?
  6. Digunakan untuk memisahkan petikan langsung dalam sebuah kalimat.
    Contoh:
    1. Ia pun memberanikan diri bertanya, "Bolehkah Nanda saya ambil sebagai istri, Bu?"
    2. "Lebih baik kita jadi saudara saja," jawab Bu Yanti, "toh kelakuan Nanda seperti itu."
  7. Digunakan di antara nama orang dan gelar akademis untuk membedakan dengan singkatan nama atau marga.
    Contoh
    1. Probo Sukatmono, S.Hum.
    2. Oktaviana S.T., S.T. (Oktaviana Sembadra Tiara, S.T.)
  8. Digunakan sebelum angka desimal atau di antara nilai pecahan besar dan nilai sen dalam mata uang.
    Contoh:
    1. Berat badannya mencapai 73,6 kg.
    2. Gajinya bulan lalu dipotong sebesar Rp.127.897,87.
  9. Digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dalam suatu kalimat.
    Contoh:
    1. Mentoro, desa kelahiran Mbah Nun, terletak di sebelah utara Peterongan.
    2. Kami, anak cucu Mbah Imam, menerimamu sebagai saudara baru kami.
  10. Tanda koma juga bisa digunakan untuk menghindari salah pengertian dalam sebuah kalimat
    Contoh:
    1. Dalam menggunakan fasilitas, kita harus berlaku cermat dan hati-hati
    2. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan banyak-banyak terima kasih.

No comments:

Post a Comment