google analitic

Script Google Adsense

Organ Pencernaan Utama

Sistem pencernaan manusia terdiri atas organ utama yang berupa saluran pencernaan dan organ  tambahan. Saluran pencernaan adalah saluran yang dilalui bahan makanan, dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan berakhir di anus.

Lidah, gigi, kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan pankreas merupakan organ pencernaan tambahan yang membantu pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ pencernaan tambahan yang mengeluarkan enzim pencernaan untuk membantu mencerna makanan.

Mulut


Di dalam rongga mulut, terdapat lidah, gigi, dan daliva (kelenjar air liur). Air liur mengandung lendir (mukosa), senyawa antibakteri, serta enzim amilase. Di dalam mulut pencernaan makanan terjadi secara mekanik dan kimiawi.

Kerongkongan (Esofagus)


Setelah melalui rongga mulut, makanan akan masuk ke dalam tekak (faring), yaitu saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esofagus). Pada pangkal faring terdapat epiglotis (katup pernapasan).

Fungsi epiglotis adalah untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke dalam saluran pernapasan. Setelah melalui faring, makanan akan menuju ke kerongkongan (esofagus). Otot kerongkongan akan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong makanan ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan yang menimbulkan kontraksi ini disebut gerakan peristaltik. Gerak peristaltik tidak terpengaruh gaya gravitasi. Jadi meskipun jungkir balik pun, makanan dari keringkongan akan tetap bergerak menuju lambung.

Lambung


Lambung - Usus Halus - Usus Besar

Dari esofagus, makanan kemudian masuk ke lambung. Di dalam lambung terjadi pencernaan makanan secara mekanik dan kimia. Secara mekanik otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk makanan. Secara kimiawi makanan akan tercampur dengan getah lambung yang mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin. Setelah melalui proses pencernaan selama 2 hingga 4 jam, makanan yang berbentuk bolus akan menjadi bahan berwarna kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus ini akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.

Usus Halus


Usus halus panjangnya 4-7 meter, terdiri atas tiga bagian; yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari (duodenum) terdapat saluran yang terhubung dengan pankreas dan kantung empedu.

Cairan pankreas ini mengandung enzim lipase, amilase, dan tripsin. Lipase bekerja mencerna lemak, amilase akan mencerna amilum, dan tripsin berperan mengubah protein menjadi polipeptida. Cairan empedu juga tak lupa ikut berperan, ia bekerja mengemulsikan lemak pada kimus. Caranya adalah dengan mengubah lemak menjadi larut dengan air.

Pankreas juga menghasilkan hormon insulin yang fungsinya untuk menurunkan kadar gula darah.

Selanjutnya, pencernaan makanan dilanjutkan di usus tengah (jejunum). Pada bagian inilah terjadi pencernaan untuk terakhir kalinya sebelum zat-zat makanan diserap. Kemudian penyerapan zat-zat makanan terjadi di usus penyerapan (ileum).

Glukosa, vitamin B dan C yang larut dalam air, asam amino, dan mineral, setelah diserap oleh vili usus halus akan dibawa  pembuluh darah untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Sedangkan asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) setelah diserap oleh vili usus halus akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk juga ke dalam pembuluh darah, untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh

Usus Besar


Usus besar atau kolon memiliki panjang sekitar satu meter. Kolon terdiri atas kolon ascendens (mendatar), kolon transversum (menurun), kolon decendens, dan berakhir pada anus. Di antara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu atau sekum. Pada ujung usus buntu ini terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing (appendiks). Apendiks ini berisi sejumlah sel darah putih yang berperan dalam kekebalan tubuh manusia (imunitas).

Bahan makanan yang sampai pada usus besar merupakan zat-zat sisa, yang terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak tercerna, misalnya selulosa. Zat-zat sisa in berada dalam usus besar selama 1 hingga 4 hari.

Fungsi usus besar adalah untuk mengatur kadar air pada sisa makanan. Jika kadar air pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya, jika sisa makanan ini kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air.

Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli yang membantu proses pembusukan sisa-sisa makanan. Bakteri Escherichia coli ini mampu membentuk vitamin K dan vitamin B12.

Sisa-sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) akan dikeluarkan melalui anus.



No comments:

Post a Comment